#relationshipgoals

Akhir-akhir ini, saat sedang melancong ke ranah Tumblr atau Twitter atau social media lain, saya kerap menemukan postingan anak-anak muda (uhk!) yang dilabeli dengan caption “#relationshipgoals.”

Media yang dibubuhkan tagar itu biasanya berupa foto mesra sepasang insan (bisa jadi terkenal, bisa jadi entah-siapa), yang tidak cuma beautifully edited, tapi juga menggambarkan keunikan/keasikan/kekerenan tertentu. Entah foto sedang hiking ke gunung berdua, atau nonton konser di pinggir pantai, atau mandi bareng di bathtub (yang pastinya dibuat artistik dan nggak NSFW bangetlah).

goal1

Kira-kira yang semacam ini, lho. (Gambar dari sini)

Dengan kata lain, foto-foto semacam itu layak ditempeli caption #relationshipgoals karena memang membuat yang melihatnya jadi mupeng.

Saya ingat-ingat, semenjak zaman masih SMA/kuliah/muda dulu, saya juga rajin ‘mengukir’ angan-angan #relationshipgoals. Seandainya saat ini masih abege, saya yakin pasti akan berlaku seperti abege jaman sekarang, dengan getol me-retweet postingan foto-foto yang membuat mupeng itu.
Sayangnya (atau untungnya?) dulu belum ada socmed. Karena memang, kalau dilihat lagi sekarang, #relationshipgoals saya dulu itu… hmm, culun banget.

Waktu SMA, saya membayangkan #relationshipgoals berupa adegan a la video klip: jalan berdua sesecowok yang sedang ditaksir sepulang sekolah. Nggak ada adegan ‘spesial’ macam bergandengan tangan atau berangkulan, sih. Sekadar jalan berdua.. seraya ‘ditontoni’ teman-teman sekolah.

Ya, memang norak dan nggak jelas! Hihihi. Tapi dipikir-pikir, khayalan itu juga sangat simpel, seolah tujuan hidup sudah terpenuhi hanya dengan menggandeng cowok idaman pulang sekolah bareng.

Berlanjut ke jaman kuliah, #relationshipgoals saya berubah menyesuaikan dengan minat dan aktivitas favorit saat itu, yaitu… jadi groupie band teman. Maklumlah anak muda! Walhasil #relationshipgoals saat itu ya nggak jauh-jauh, kepingin punya pacar anak band yang bisa diajak menikmati dan ‘diskusi’ soal musik, kencan nonton konser, dibuatkan lagu, begitu-begitulah *tolong jangan muntah, Ladies…* hehehe.

Begitu lulus kuliah, #relationshipgoals saya pun berubah, menjadi lebih.. “dewasa,” mungkin. Bisa ditebak ‘kan, kalau visi yang ada di kepala saya adalah menikah, atau lengkapnya: membina keluarga samawa dengan calon imam yang baik. Bahkan, saking “serius”nya bercita-cita, saya sampai menyusun daftar berjudul “10 Things I Want in a Man” di mana saya me-list down satu demi satu kualitas yang saya ingin dimiliki oleh Future Mr. Right.

Kualitas yang saya cantumkan bukan cuma urusan fisik (lebih tinggi dari saya, nggak kerempeng tapi juga nggak kegendutan, bisa menyetir, dll), tapi juga meliputi karakter (mandiri, percaya diri, dsb, dll). Singkatnya, selain untuk jadi pasangan, Future Mr. Right bisa merangkap buat partner ke kondangan, supir pribadi, sekaligus sandaran nafkah hidup (silakan selipkan tagar #dangkal).

Saya nggak begitu meyakini konsep mestakung, tapi nggak lama kemudian, ternyata saya dipertemukan dengan seseorang. Apakah dia memenuhi semua persyaratan yang saya buat? Is he the future Mr. Right?

goal2

Gambar dari sini

Hmm, ternyata begitu bertemu dengan seseorang yang “feels right,” saya pun nggak lagi terfokus pada checklist #dangkal tadi, tapi gimana caranya bisa membuat hubungan nyaman dan berlanjut. Selain itu saya juga belajar, bahwa ketika #relationshipgoals tercapai, ada konsekuensi berupa ‘patah’nya idealisme dan angan-angan. Contohnya menyangkut visi #relationshipgoals saya yang lain, yang berupa road trip berduaan.

Untungnya Mr. Right (yang akhirnya jadi suami) juga suka road trip (padahal rasanya ini terlewat dicantumkan di checklist). Tapi ketika sudah dijalani, kalau dalam khayalan getting lost seems fun, kenyataannya, ya repot juga. Malah kadang jadi terpancing berantem!

Ketika lalu menikah, hamil, dan punya anak. #relationshipgoals saya pun mengambil bentuk imaji mengurus anak dengan penuh senyum dan kehangatan bersama suami. Tercapaikah? Seiring waktu, saya jadi tahu kalau ternyata raising a kid is a hard work, memang sih ada momen “penuh senyum dan kehangatan,” tapi ada (banyak) momen lain yang penuh dengan keringat, airmata, dan teriakan!

goal3.jpg

Terlihat mevvah begini saat baru punya anak? Bisa aja, sih, but not in my case! (Gambar dari sini)

Dengan kilas balik begini, saya jadi bisa mengevaluasi seberapa banyak #relationshipgoals saya berubah dari waktu ke waktu. Kini, saat pernikahan sudah di tahun ke-8 dan usia masuk kepala tiga, selera #relationshipgoals saya juga berubah. Kebetulan, di awal tahun begini rasanya tepat untuk membuat resolusi alias goals alias wishlist, ya nggak?

Nah, untuk tahun baru ini (dan tahun-tahun mendatang), saya berharap:

  • Bisa rutin olahraga bareng Mr. Right. Sudah waktunya lebih peduli terhadap kesehatan, nih. Karena kalau bukan sekarang, kapan lagi?
  • Keliling dunia bersama Mr. Right. It’s okay to dream big, right?
    Yang terakhir, goal-nya seperti gambar di bawah ini..

goal4.jpg
Tema #relationshipgoal: duniawi. Hihihi. (Gambar dari sini)

Tapi, jika dipikir ulang, #relationshipgoals seharusnya nggak melulu hal-hal di permukaan, ya. Maksud saya, nggak selalu harus berupa sesuatu yang visible, yang bisa difoto dan diedit seindah mungkin. Sepertinya saya juga perlu menyusun #relationshipgoals terkait hal-hal yang tidak berwujud.

Contohnya, saya ingin supaya saya dan Mr. Right:

  • Bisa bergerak maju dari kesalahan-kesalahan masa lalu. Tidak ada ungkit-mengungkit, berhenti berkubang dalam penyesalan, dan no self-blaming berlebihan yang tiada gunanya.
  • Menjadikan diri sendiri sebagai fokus dalam setiap hubungan. Alih-alih pusing memikirkan kenapa dia begini, kenapa dia begitu, saya ingin bisa secara otomatis fokus terhadap apa yang bisa SAYA lakukan. Mungkin dengan begitu, saya bisa lebih sadar akan kekurangan diri dan agak malu hati untuk menuntut ini-itu ke orang lain.
  • Last but not least, saya sangat terinspirasi oleh kata-kata ini: “Imagine being reunited with your family in heaven, that is the definition of success.”

Wow… rasanya goal ini yang selama ini terlewatkan oleh saya.

goal5.jpg

Gambar dari sini

Ada orang bijak berkata, “Suami atau istri sesungguhnya mitra kita untuk mencapai ketaatan; kadang (mereka) bisa menjadi sumber kebahagiaan, kadang bisa menjadi ujian.”

Jadiii.. banyak-banyak maklum dan bersabar, ya, menghadapi sang mitra hidup! (colek Mr. Right)

Bagaimana dengan Anda, Ladies? Have you figured out what your #relationshipgoals will be? 

goal6.jpg

Apakah seperti ini? (Gambar dari sini)

One comment

  1. banyak ya kak photo unik didapat

    Like

Leave a comment